Secara umum seorang investor yang ingin membeli saham mencari harga yang murah. Dengan memperoleh harga yang murah, mereka berekspektasi akan memperoleh keuntungan besar saat harga melonjak naik dari harga awalnya saat mereka membeli.
Terdapat 4 Jenis rasio keuangan untuk menghitung harga saham, dengan memahami keempatnya kemungkinan besar kamu dapat mempertimbangkan saham mana yang saham dan saham mana yang murah.
Table of Contents
Menentukan Harga Saham Menggunakan PBV (Price to Book Value Ratio)
PBV (Price to Book Value Ratio) atau dengan bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Harga terhadap Nilai Buku digunakan untuk membandingkan kapitalisasi pasar perusahaan dengan nilai perusahaan. Rasio PBV memberikan deskripsi seberapa banyak pemegang saham yang membiayai aset bersih perusahaan.
Nilai Buku ini merupakan nilai aset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan atau Balance Sheet dan dihitung dengan mengurangkan kewajiban perusahaan dari asetnya (Nilai Buku = Aktiva – Kewajiban). Dapat dikatakan rasio ini bisa memberikan apa yang bakal diperoleh pemegang saham setelah perusahaan terjual dan semua hutangnya sudah dibayar.
Apabila nilai BVPS di atas nilai 1, kesimpulannya harga saham itu termasuk mahal, begitu juga kebalikannya. Berikut rumus harga saham berdasar rasio ini :
Price to Book Value = Harga per Lembar Saham / Nilai Buku per lembar Saham
Contoh Perhitungan PBV (Price to Book Value Ratio)
Harga per lembar saham PT Telkom Indonesia Tbk dengan kode emiten TLKM tanggal 07 Juli 2021 seharga Rp. 3.010 sedang untuk nilai Buku per lembar saham sebesar Rp. 1.097. Berikut perhitungan rasio PBV BBNI:
Harga per Lembar Saham = Rp. 3.010
Nilai Buku per Lembar Saham = Rp. 1.097
PBV (Price to Book Value Ratio) = Harga per Lembar Saham / Nilai Buku per lembar Saham
PBV = 3.010 / 1.097
PBV = 2.75 Kali
Jadi PBV (Price to Book Value Ratio) PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) adalah sebesar 2.75 kali.
Menentukan Harga Saham Menggunakan PER (Price to Earnings Ratio)
Baca Juga :
PER (Price to Earnings Ratio) merupakan rasio untuk menilai perusahaan yang diukur dari harga saham sekarang ini terhadap pendapatan per sahamnya (EPS).
Umumnya digunakan oleh investor dan analis untuk menentukan nilai relatif dari saham perusahaan dalam perbandingan apple to apple dengan perusahaan di sektor yang sama. Disamping itu bisa dipakai untuk membandingkan perusahaan dengan catatan sejarahnya sendiri atau untuk membandingkan pasar agregat keduanya atau dari waktu ke waktu.
Kalau nilai rasio PER semakin tinggi menunjukkan pasar siap membayar lebih terhadap pendapatan atau keuntungan suatu perusahaan, dan mempunyai harapan yang tinggi kepada masa depan perusahaan tersebut sehingga bersedia untuk menghargainya pada harga yang lebih tinggi.
Di lain sisi, rasio PER yang lebih rendah mendeskripsikan kalau pasar kurang cukup yakin pada masa depan saham perusahaan. Ini rumus untuk menghitung Price to Earning Ratio (PER) :
Price to Earnings Ratio (PER) = Harga Saham / Laba per Saham
Contoh Perhitungan Price to Earning Ratio (PER)
Harga per lembar saham perusahaan AAA Rp. 500 dengan rasio EPS sebesar Rp. 20. Maka Rasio PER-nya adalah Rp. 500/Rp. 20 = Rp. 25. Ini menandakan jika Investor siap untuk bayar Rp25 untuk setiap Rp. 1 pendapatan perusahaan.
Menentukan Harga Saham PEG Ratio (Price Earning Growth Ratio)
PEG Ratio (Price Earning Growth Ratio) merupakan rasio yang menghitung nilai saham berdasar pendapatan sekarang ini dan kemampuan pertumbuhannya di periode mendatang.
Dapat disebutkan rasio ini lebih banyak dipakai oleh investor untuk mengetahui apakah saham yang dinginkan tengah berada di atas atau di bawah harga, dengan menimbang pendapatan sekarang ini dengan tingkat pertumbuhan yang bakal dicapai oleh perusahaan pada periode mendatang.
Rasio ini dipakai dengan membandingkan antara harga dengan pertumbuhan laba. Rasio ini memperhatikan perkembangan laba suatu perusahaan secara historis.
Cara perhitungannya adalah membagikan PER dengan pertumbuhan laba dalam setahun. Semakin rendah hasil rasio PEG maka semakin baik kemungkinan harga saham itu akan meningkat di periode mendatang.
Untuk menghitung PEG (Price/Earnings to Growth Ratio) kamu dapat menggunakan rumus:
Baca Juga :
Contoh Perhitungan PEG (Price/Earning to Growth Ratio)
Untuk memperoleh nilai PEG, kamu sebelumnya harus menghitung nilas EPS lebih dulu, sebagai contoh berdasarkan laporan keuangan yang di rilis oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada tanggal 31 Desember 2020, BBRI mendapatkan laba tahun berjalan sebesar Rp. 18.660.393.000.000 dan saham yang beredar saat itu 123.345.809.999 lembar saham.
Sehingga hasil Earning per Share (EPS) yang didapat yaitu 18.660.393.000.000 / 123.345.809.999 = 151
Selain menghitung EPS kita juga diharuskan mendapatkan nilai PER nya terlebih dahulu.
PER = Harga Saham / EPS
Harga saham BBRI saat ini Rp. 3.890 sedangkan untuk nilai EPS-nya kita sudah dapatkan yaitu 151.
Setelah kita mendapatkan nilai EPS dan PER dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kita bisa menghitung nilai PEG.
PEG = (PER / Pertumbuhan EPS Tahunan) x 100 %
PEG = 25.8 / 151 = 17.08 %
Jadi PEG untuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 17.08% atau 0.1708.
Dividen Yield
Dividen Yield merupakan metode untuk mengukur jumlah cash flow yang kamu dapatkan untuk setiap rupiah yang kamu investasikan dalam pasar ekuitas. Dalam kata lain, Dividen Yield merupakan ukuran berapa banyak uang yang kamu peroleh dari dividen. Dividend Yield pada intinya adalah pengembalian investasi untuk saham tanpa capital gain.
Kamu perlu untuk memperhatikan kestabilan suatu perusahaan dalam memberi dividen. Kalau perusahaan itu secara konsisten memberikan dividen dalam sepuluh tahun terakhir maka dapat dikatakan saham perusahaan itu pantas untuk dibeli.
Biasanya semakin tinggi Dividen Yield maka saham perusahaan tersebut semakin menarik, tetapi konsistensi sebuah perusahaan dalam membagi dividen perlu diperhatikan. Berikut rumus harga saham berdasarkan Dividend Yield, dan contoh perhitungannya:
Per tanggal 07 Juli 2021, Harga per lembar saham PT. CIMB Niaga Tbk (BNGA) diperjualbelikan sebesar Rp. 890, sedang di tahun 2021 dividen per lembar saham tahunan yang dibagikan sejumlah Rp44.06.
Dividend Yield = (Dividen per lembar Saham Tahunan / Nilai Pasar per lembar Saham) x 100
Dividend Yield = (Rp. 44.06 / Rp. 890) x 100 = 4.95%Jadi dividen PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) adalah sebesar 4.95%.
Penutup
Pahamilah bahwa harga nominal saham tidak memberikan petunjuk apakah melakukan investasi di perusahaan itu sebagai keputusan yang terbaik, atau apakah nilai perusahaan ini yang terlampau tinggi. Maka, pakailah ke-4 rumus harga saham tersebut untuk dijadika referensi dalam menilai harga saham mahal atau murah.
Nah itulah cara menghitung harga saham yang perlu kamu kenali sebelum mulai investasi saham. Walau demikian, mengetahui rumus harga saham tidak dapat jadi pegangan buat kamu yang ingin memulai investasi, karena saat kamu ingin melakukan investasi saham, poin utama yang sebaiknya kamu kerjakan adalah memantau perkembangan harga saham dan melakukan analisa dari perusahaan saham tersebut.