Istilah Bearish dan Bullish di Pasar Modal

Terjun ke dunia investasi bukan masalah mudah, ditambah lagi memilih untuk melakukan investasi pada instrumen saham. Di mana kita akan sering menemui beberapa istilah baru yang bahkan bisa saja tak pernah kita dengar sebelumnya. Jelas hal ini menjadi kendala tertentu untuk kita, selain menyediakan modal investasi. Nah, dari beberapa istilah, ada dua istilah khusus yaitu bullish dan bearish yang sering dipakai investor dalam mendeskripsikan keadaan atau trend di pasar modal . Maka, apa sebenarnya tujuan istilah ‘bullish’ dan ‘bearish’ ?

bearish dan bullish, bullish adalah, bearish adalah, bullish artinya, bullish dan bearish, bearish artinya, arti bearish, arti bullish dan bearish, bullish saham, cara menentukan bullish dan bearish, perbedaan bullish dan bearish, bullish bearish adalah, istilah bullish dan bearish, bullish dan bearish adalah, arti bullish dalam saham, pengertian bullish dan bearish, arti bullish dalam trading, arti bearish dalam saham, bullish saham adalah, pengertian bullish, arti kata bullish, trend bullish adalah, bullish bearish artinya, bearish bullish adalah, pasar bullish adalah, contoh bullish dan bearish, bullish market adalah, arti bearish dalam trading, istilah bullish, arti bullish di saham, bearish saham, bullish dalam saham, beda bullish dan bearish, istilah bearish dan bullish, arti bullish saham, perbedaan bearish dan bullish, istilah bullish dalam trading, maksud bullish dan bearish, trend bearish adalah, pasar bearish adalah, bullish and bearish adalah, apa itu bullish saham, bullish saham artinya, bullish dan bearish dalam analisis teknikal, saham bearish, apa maksud bullish dan bearish, bullish itu apa, arti kata bullish dan bearish, istilah bullish dalam saham, arti bull di saham, bullish dan bearish dalam saham, arti dari bullish, arti dari bullish dan bearish, apa arti bullish market, istilah bearish dan bullish dalam forex, bearish vs bullish artinya, chart pattern bullish dan bearish, arti bullish bearish, arti bullish dan bearish pada forex, arti bearish dan bullish dalam forex, pattern bullish dan bearish, istilah bullish dalam forex

Awal Mula Istilah Bullish dan Bearish

Setiap industri memiliki beberapa istilah khusus yang selalu digunakan oleh beberapa pelakunya. Beberapa istilah itu menjadi bahasa khusus pada suatu industri. Begitu halnya dengan pasar modal Indonesia yang banyak memiliki istilah-istilah, satu diantaranya ialah istilah bullish dan bearish yang sering dipakai investor dalam menjelaskan keadaan pasar modal pada waktu tertentu, terutamanya pergerakan harga saham. Perlu kita ketahui, pasar modal memang sering memakai istilah-istilah asing.

Pengertian Bullish dan Bearish

Istilah bullish dan bearish dalam pasar modal diambil dari kata dalam bahasa inggris, yang memiliki arti banteng (bull) dan beruang (bear). Sebetulnya, bila dilihat berdasar pergerakan cukup beralasan kenapa kedua istilah tersebut dipakai. Dimana sekor banteng (bull) bergerak menyerang dengan menggempur cepat dan mengangkat tanduk dikepalanya ke atas untuk menyerang targetnya, pergerakan bull tersebut menggambarkan kondisi pasar yang sedang mengalami trend naik atau penguatan alias bullish. Dan satu ekor beruang (bear), akan serang memanfaatkan cakarnya dengan pergerakan dari atas ke bawah, mendeskripsikan keadaan pasar saat terjadi banyak penjualan yang membuat pasar mengalami penurunan atau melemah alias bearish.

Dari filosofi pergerakan ‘bull‘ dan ‘bear‘ tersebut, maka tidaklah aneh di setiap Bursa Efek negara mana akan ada patung ‘bull’ dan ‘bear’ yang dipajang di teras gedung Bursa Efek terkait. Menariknya, mayoritas Bursa Efek dunia yang menjadi wasit pasar modal lebih memilih untuk menempatkan patung banteng sebagai landmark, dengan maksud jika index saham di negara mereka selalu mengalami penguatan alias ‘bullish’.

Penyebab Pasar Menjadi Bullish dan Bearish

Dalam memahami istilah Bullish dan Bearish ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya trend bull dan bear. Baik itu dari sentimen investor atau kondisi makro ekonomi.

Pasar bullish biasanya terjadi di saat ekonomi mengalami pertumbuhan yang baik. Faktor-faktor lain seperti suku bunga stabil, tingkat inflasi rendah, dan valuasi perusahaan yang rendah ikut membawa prospek yang baik pada pasar saham.

Sentimen itu memberi kepercayaan diri terhadap investor untuk memborong beberapa saham incaran. Di lain sisi, dalam kondisi semacam ini jarang ada investor yang ingin melepaskan kepemilikan saham. Merujuk pada konsep supply and demand, permintaan yang semakin tinggi daripada penawaran akan menggenjot harga saham.

Sebaliknya, pasaar bearish terjadi karena beberapa faktor seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi, defisit neraca perdagangan, dan tingkat pengangguran bertambah. Penurunan pada harga saham menggerakkan aktor pasar membawa uangnya keluar pasar saham.

Hal itu dilakukan supaya mereka tidak mengalami kerugian yang semakin besar efek dari ketidakjelasan kondisi ekonomi. Faktor yang menyebabkan pasar bearsih diantaranya misalnya, valuasi perusahaan terlalu mahal, pelemahan atau krisis ekonomi, kebijakan ekonomi yang agresif, dan kejadian tak terduga seperti pandemi virus Covid-19.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pada kondisi yang cukup mengkhawatirkan, investor cenderung akan menyelamatkan modal mereka dengan menjual saham yang dimiliki. Tingginya tekanan jual menyebabkan harga saham jatuh semakin dalam.

Bagaimana Investor Menyikapi Bullish dan Bearish?

Investor dapat melakukan buy saham saat trend harga dalam kondisi bullish dengan strategi buy on breakout atau saat harga saham melewati level resisten. Selain itu, bisa melakukan buy on retracement atau saat terjadi koreksi tidak lama setelah naik tinggi.

Untuk itu, kemampuan analisa teknikal benar-benar dibutuhkan untuk bisa memastikan posisi yang bagus. Dari situ akan mengetahui support dan resistance untuk mengetahui posisi breakout dan retracement dan chart candle yang memberikan indikasi pembalikan arah trend.

Pada keadaan pasar yang bullish, apabila pembelian dilakukan saat trend kenaikan telah terlampau tinggi, maka penjualan memakai taktik sell on strength. Tetapi jika saham dibeli di awal trend, dapat menunggu konfirmasi candle reversal atau pasang trailing dan jual saat sudah trend.

Dan saat pasar sedang bearish, investor masih bisa memperoleh keuntungan dengan manfaatkan kenaikan sesaat (technical rebound). Namun ekspektasinya perlu dijaga karena trend besarnya masih tetap memberikan penurunan . Maka harus disiplin melakukan limitasi resiko jika pergerakan harga tidak sesuai plan.

Walaupun harga dalam trend turun, pembelian bisa dilakukan dengan strategi buy on weakness. Saham dibeli saat harga ada dalam level support dan mengalami pantulan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali titik support-nya lebih dulu, hingga bisa bersiap untuk membeli saat mantul. Dan di waktu harga menyentuh downtrend line, pemasaran bisa dilakukan oleh investor dengan strategi sell on strength.

Harus diingat strategi manajemen resiko cut loss penting untuk dipertimbangkan kalau harga breakdown dari tempat support. Ini dilakukan supaya kerugian tidak semakin dalam.

Untuk investor jangka panjang, trend bearish malah bisa menjadi momentum mencari saham bagus dengan valuasi murah. Karena itu, investor jangka panjang akan memilih saham dengan analisis fundamental, termasuk menyimak laporan keuangan supaya tidak salah pilih saham.

Dengan begitu, kita sebagai investor seharusnya tak perlu khawatir, panik, atau bahkan cemas berlebihan, selama time frame investasi kita adalah jangka panjang dan mendasarkan pilihan saham cuma pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai fundamental bagus. Adapun sebaliknya, kita sebagai investor dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan harga-harga saham yang lebih murah. Apa lagi pergerakan harga saham ini benar-benar bervariasi faktor penggeraknya, satu diantaranya kebijakan pemerintah.

Dari pembahasan di atas, setidaknya sekarang kita lebih memahami apa yang dimaksud bullish dan bearish sebagai panduan dalam membaca pergerakan pasar secara real time.

Meskipun istilah bullish dan bearish dipakai sebagai gambaran keadaan pasar, tetapi ada baiknya kita sebagai investor tidak gampang terpengaruh oleh keadaan pasar yang cenderung berfluktuasi dalam periode pendek. Ingat dalam periode panjang pasar akan terus bertumbuh, apa lagi tujuan investasi adalah periode panjang dan berprinsip pada fundamental perusahaan yang bagus.