PT Djarum adalah sebuah perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia yang berkantor pusat di Kudus, Jawa Tengah. PT Djarum merupakan induk dari Djarum Group yang membawahi banyak bisnis. Bisnis tersebut dikelola oleh keluarga Hartono, yang generasi pertamanya adalah Oei Wie Gwan.
Djarum telah banyak meluncurkan banyak produk di pasar rokok Indonesia. Namun, kebanyakan orang mungkin hanya mengenal merek Djarum Super, Djarum 76, dan Djarum Coklat.
Di sini, Anda akan menjumpai merek-merek lain dari perusahaan ini yang sebenarnya juga memiliki cita rasa dan aroma yang tidak kalah enak. Bahkan, beberapa merek itu ada yang memang dikhususkan untuk pasar internasional.
Selain rokok, Djarum juga melebarkan sayap bisnisnya di sektor-sektor lain, seperti perkebunan, perbankan, dan industri elektronik. Perluasan itu tentunya semakin mengukuhkan pabrik ini sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia.
Tanpa banyak basa-basi lagi, Anda dapat menyimak ulasan lengkap mengenai profil dan produk rokok Djarum di bawah ini. Semoga saja informasi-informasi tersebut dapat semakin memperluas wawasan Anda tentang produsen sigaret nasional ini.
Profil Perusahaan Rokok Djarum
PT Djarum adalah sebuah perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia yang berkantor pusat di Kudus, Jawa Tengah. PT Djarum merupakan induk dari Djarum Group yang membawahi banyak bisnis. Bisnis tersebut dikelola oleh keluarga Hartono, yang generasi pertamanya adalah Oei Wie Gwan.
Oei mempekerjakan sepuluh pegawai di awal pendirian Djarum dan memproduksi sigaret kretek linting tangan. Dikutip dari situs resmi perusahaan ini, Oei sering dijumpai membantu melinting rokok kretek jika tidak sedang memasarkan dan menjual produknya di jalanan Kudus.
Pada tahun 1963, Djarum mengalami musibah kebakaran yang hampir menghabiskan perusahaan ini. Tak lama setelah kejadian itu, Oei Wie Gwan wafat dan kepemimpinan perusahaan diambil alih oleh kedua putranya, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono.
Kakak beradik ini kemudian membawa inovasi-inovasi baru yang tidak hanya menyelamatkan Djarum dari kebangkrutan, tetapi juga membuat perusahaan ini semakin maju. Salah satunya adalah teknologi mesin yang mulai dipakai pada tahun 1970 untuk produksi sigaret kretek mesin (SKM).
Sementara itu, pada rentang waktu yang sama, untuk semakin mengembangkan produk rokok buatannya, Djarum mendirikan Research & Development Center. Hasil dari divisi riset itu di antaranya adalah rokok kretek rendah tar dan nikotin serta cigarillo pertama di dunia, kretek dengan kertas coklat dan hitam, kretek dengan rasa ceri dan vanilla, dan Superfine Clove yang diklaim perusahaan ini sebagai racikan cengkih terbaik.
Pada tahun 1972 perusahaan Djarum mulai mengekspor produknya ke pasar international, termasuk Tiongkok, Korea, Jepang, dan Amerika Serikat. Produk yang paling digemari di Amerika Serikat adalah Djarum Super dan Djarum Special. Di Malaysia, merek L.A Lights paling laris karena sering dihubungkan dengan gaya hidup trendi.
Berawal dari perusahaan rokok yang sering jatuh bangun, Djarum muncul menjadi salah satu produsen sigaret terbesar di Indonesia. Pada tahun 2017, perusahaan yang mempunyai 75 ribu karyawan ini berhasil menjual 58,8 miliar batang rokok.
Produk Rokok Djarum
Sejak didirikan pada tahun 1951, Djarum telah banyak merilis produk rokok yang memiliki cita rasa unik. Perusahaan yang merupakan pionir ekspor rokok kretek Indonesia ke pasar internasional ini juga produsen rokok pertama yang mempunyai badan riset sendiri. Berikut ini daftar merek sigaret yang telah diproduksi oleh Hartono bersaudara:
Djarum Super
Super: merupakan SKM Full Flavor yang terdiri dari campuran tembakau Jawa dan Madura yang kemudian dipadukan dengan racikan cengkih Djarum Superfine Clove. Sigaret filter yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1981 ini memiliki rasa buah-buahan dan spicy khas Djarum. Produk yang menjadi ikon perusahaan ini pernah beberapa kali menjadi merek rokok paling laris di Indonesia.
Super Mild: diluncurkan pada tahun 2011 dengan kemasan awal berjumlah 16 batang. Lalu, SKM ini kembali diproduksi dengan jumlah rokok yang lebih banyak, yakni 20 batang, untuk dapat menarik perhatian dari kalangan kelas menengah. Sigaret ini termasuk dalam kategori low tar low nicotine (LTLN) berfilter yang mempunyai rasa khas buah-buahan dengan penambahan sensasi peppermint.
Super MLD Black Series: terdiri dari dua kemasan, yakni 12 dan 16 batang. Produk ini termasuk dalam kategori SKM Full Flavor yang menggunakan filter di ujung rokoknya. Sigaret ini mempunyai rasa spicy yang dominan dengan ditambahkan sensasi mint.
Djarum Coklat
Coklat: menggunakan tembakau dewasa jenis srintil dan dicampur dengan cengkih yang sudah cukup umur. Cita rasa produk ini memadukan rasa buah-buahan dan spicy yang seimbang. Kesan manis juga didapatkan dari sigaret tanpa filter ini karena ada tambahan kayu manis. Diluncurkan pada tahun 1972, produk SKT ini paling laris dijual di area Jawa Barat.
Coklat Extra: dirilis pada tahun 2010 dan masih menggunakan perpaduan tembakau srinthil dengan cengkeh yang telah matang di pohon. SKT yang tidak memiliki filter ini mempunyai aroma yang kaya dan nikmat.
Coklat Filter: ditargetkan untuk kalangan usia 18–30 yang mencari SKM filter dengan cita rasa khas Djarum Coklat. Produk ini tersedia dalam kemasan berisi 12 batang.
Coklat Retro: merupakan SKT yang memiliki diameter lebih kecil daripada ukuran umumnya. Merek ini diluncurkan untuk menarik minat pasar dari kalangan pemuda perkotaan. Rokok tanpa filter ini mempunyai intensitas spicy yang kuat walaupun rasa buah-buahannya tidak sekuat merek Coklat yang reguler.
Djarum 76
76: dirilis pada tahun 1976 sesuai dengan namanya dan banyak dikonsumsi penduduk di area Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Bahan baku yang dipakai SKT ini adalah daun tembakau srintil yang ditanam di daerah Temanggung dan dipadukan dengan racikan rempah-rempah tradisional khas Indonesia. Cita rasa produk rokok tanpa filter ini masih menggunakan campuran buah-buahan dan spicy yang juga ditambahkan dengan kesan gurih yang cukup dominan.
76 Filter Gold: merupakan varian dari merek Djarum 76 yang rokoknya menggunakan filter. Selain itu, produk ini termasuk jenis rokok SKM yang memiliki kemasan oranye keemasan sebagai representasi kualitas sigaret premium yang ada di dalamnya.
Djarum Istimewa
Istimewa: memiliki racikan khas perusahaan Djarum yang didasarkan dari resep rahasia kretek Kudus. SKT tanpa filter ini diproduksi pertama kali pada tahun 1973 dan paling banyak digemari oleh masyarakat di area Sumatera Selatan.
L.A.
L.A. Lights: pertama kali dirilis pada tahun 1996 untuk kalangan anak muda. SKM dengan filter yang termasuk kategori low tar low nicotine (LTLN) ini dibuat dari campuran tembakau dan cengkih dengan teknik triple-blended.
L.A. Menthol: merupakan ekspansi dari merek L.A. Lights dengan mengusung cita rasa menthol. SKM dengan filter yang dirilis pada tahun 1999 ini mengambil perasa menthol dari daun mint asli.
L.A. Ice: merupakan SKM LTLN pertama di Indonesia yang memberikan sensasi dingin menthol dengan kadar tinggi. Produk sigaret filter yang diluncurkan pada tahun 2013 ini populer di kalangan anak muda.
L.A. Bold: merupakan SKM Light Mild (LM) pertama yang dimiliki perusahaan ini. Dirilis pada tahun 2015, rokok dengan filter ini memiliki rasa gurih yang dominan disertai sensasi spicy.
L.A. filteRED: dirilis pada tahun 2018 dan memiliki cita rasa khas Djarum yang campuran buah-buahannya lebih nikmat daripada produk-produk lain kategori SKM Full Flavor yang pernah diproduksi perusahaan ini. Sigaret LTLN dengan filter ini ditujukan untuk kalangan menengah yang menginginkan harga terjangkau untuk rokok, tapi yang durasi bakarnya lama.
Djarum Black
Black: produk Djarum yang diluncurkan pada tahun 2001 ini adalah rokok kretek pertama yang menggunakan kertas pembungkus warna hitam di dunia. SKM dengan filter ini memiliki rasa dan aroma spicy yang cukup tajam dengan sedikit sensasi peppermint. Rokok ini juga menjadi salah satu merek yang dijual di pasar internasional.
Black Mild: dirilis pada tahun 2012 dan merupakan rokok kretek yang mempunyai inovasi filter berlapis (multifilter). SKM ini memiliki rasa yang dominan dari kayu manis dengan intensitas sensasi spicy yang rendah.
Black Cappuccino: diklaim sebagai sigaret kretek pertama dengan rasa cappuccino. SKM dengan filter ini dirilis pada tahun 2004 dengan menggunakan bahan baku tembakau dan cengkih pilihan.
Black Menthol: merupakan produk SKM Full Flavor yang mempunyai kadar menthol medium. Sigaret dengan filter yang dirilis pada tahun 2009 ini ditargetkan untuk konsumen yang mencari pengalaman menikmati Djarum Black dengan tambahan sensasi dingin.
Cigarillos
Pertama diluncurkan pada tahun 1990. Produk ini diklaim sebagai cigarillo kretek pertama di dunia. Bahan baku tembakau dan cengkihnya dibungkus dengan binder terkenal Besuki yang berasal dari dataran tinggi di Jawa Timur.
Gold Seal
Gold Seal mengandung campuran tembakau dari Jawa, Brazil, dan Karibia dengan dibungkus daun dari Sumatera. Produk internasional dari Djarum ini tersedia dalam tiga ukuran untuk cerutu kecil, Sumatra Senoritas, Sumatra Cigarillos, dan Sumatra Petit Cigars.
Dos Hermanos
Cerutu premium yang terbuat dari campuran daun tembakau Indonesia dan Brazil. Meskipun menggunakan nama dari bahasa asing, cerutu ini sebenarnya hanya dipasarkan di Indonesia.
Pangsa Rokok Djarum di Indonesia.
Djarum merupakan satu-satunya produsen rokok terbesar di Indonesia yang tidak mencantumkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu membuat laporan keuangan perusahaan yang dipimpin Hartono bersaudara ini tidak diketahui oleh publik.
Namun, pada tahun 2015, Djarum diperkirakan berhasil menguasai pangsa pasar rokok nasional sebesar 19,3%. Perusahaan ini berada di posisi ketiga setelah Gudang Garam dan HM Sampoerna.
Selain itu, perusahaan milik Hartono bersaudara ini sukses menjual lebih dari 58 miliar batang rokok pada tahun 2017. Di antara miliaran batang rokok tersebut, merek yang paling banyak digemari adalah Djarum Super, Djarum Coklat, L.A Lights, dan Djarum Black.
Anak Perusahaan Grup Djarum
Grup Djarum tidak hanya fokus untuk memproduksi produk rokok, akan tetapi juga masuk ke dalam sektor-sektor lain. Daftar anak bisnis perusahaan Hartono ini dapat Anda simak di uraian berikut:
PT Hartono Plantation Indonesia
PT Hartono Plantation Indonesia (HPI) didirikan pada tahun 2008 di Kalimantan Barat. Perusahaan ini bergerak dalam bidang agrobisnis kelapa sawit yang menggunakan sistem kemitraan dengan petani.
Dari penanaman awal kelapa sawit pada tahun 2010, HPI sudah merambah komoditas perkebunan lainnya, seperti tebu, cengkih, dan tanaman castor. Bahkan lahan perusahaan ini juga diekspansi sampai ke Sumba, Nusa Tenggara Timur yang dikelola oleh PT Muria Sumba Manis.
Hasil produksi HPI dipasarkan di dalam dan luar negeri, terutama ke negara Jepang. Penjualan perusahaan ini mengalami peningkatan dari awalnya 90,9 miliar rupiah di tahun 2013 menjadi 2,01 triliun rupiah di tahun 2017.
Bank Central Asia
Bank Central Asia (BCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia yang didirikan pada tanggal 21 Februari 1957. BCA didirikan oleh Sudono Salim dan dimiliki oleh Salim Group sampai akhirnya mayoritas sahamnya dibeli oleh Grup Djarum.
Saat pertama dibeli, Djarum hanya mengakuisisi saham BCA sebesar 51,15% melalui konsorsium Farindo Investments Ltd dan Farallon Capital Management LLC. Lalu, lewat PT Dwimuria Investama Andalan, persentase saham itu meningkat menjadi 54,94%.
Harga saham perbankan yang terus meningkat ikut mempengaruhi laba yang diterima BCA. Sebut saja pada kuartal III-2018, bank ini meraup keuntungan sebesar 45,93 triliun rupiah, naik 10% dari tahun sebelumnya.
Tidak mengherankan bila BCA menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar Grup Djarum. Berkat kepemilikan mayoritas saham bank ini, Hartono bersaudara bahkan dinobatkan sebagai orang paling kaya di Indonesia menurut Forbes dari tahun 2013–2018 secara berturut-turut.
Blibli
Djarum melebarkan bisnisnya ke dunia e-commerce dengan mendirikan PT Global Digital Niaga pada tahun 2010. Situs perdagangan elektronik dari perusahaan ini memiliki nama Blibli.com.
Blibli bekerja sama dengan penyedia jasa teknologi, perbankan, mitra dagang dan logistik untuk dapat memberikan pelayanan maksimal kepada pembeli. Biaya infrastruktur seperti server dan jaringan untuk kantor pusat Blibli di Jakarta Barat mencapai 100 miliar rupiah.
Polytron
Polytron adalah perusahaan elektronik yang didirikan pada tanggal 16 Mei 1975 di Kudus, Jawa Tengah. Perusahaan ini awalnya dibangun dengan nama PT Indonesian Electronic & Engineering.
Pada tanggal 18 September 1976, nama perusahaan berubah menjadi PT Hartono Istana Electronic, kemudian merger menjadi PT Hartono Istana Teknologi. Perusahaan ini memproduksi barang elektronik yang bervariasi, seperti televisi, radio, telepon genggam, lemari es, AC, dan masih banyak lagi.
Pabrik Polytron berada di dua kota, yakni di Kudus dengan luas 70.000 m² dan di Sayung, Semarang seluas 130.000 m² (pabrik lemari es paling besar di Jawa Tengah). Perusahaan ini memiliki lebih dari 6.000 karyawan, 11 kantor perwakilan, 5 authorized dealer, dan 50 service center yang tersebar di seluruh Indonesia.
Polytron adalah satu-satunya perusahaan elektronik di Indonesia yang berani memberikan garansi lima tahun untuk TV LED dari ukuran 20 inci sampai 50 inci. Pada tahun 2017, perusahaan ini telah memproduksi barang elektronik sebanyak 10.000 unit.
GDP Venture
Global Digital Prima (GDP) Venture adalah perusahaan permodalan yang fokus pada layanan jasa internet. GDP didirikan pada tahun 2010 oleh Martin B. Hartono yang merupakan putra dari Robert Hartono.
GDP telah banyak memberikan bantuan investasi untuk perusahaan-perusahaan start up yang sedang berkembang di Indonesia. Beberapa usaha yang telah mendapatkan suntikan modal dari GDP adalah media digital Kumparan, Kaskus, fintech Cermati, Opini.id, tiket.com, dan sebagainya.
PB Djarum
Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum dibentuk secara resmi pada tahun 1974. Awalnya, perkumpulan ini hanyalah sebagai komunitas untuk menyalurkan hobi badminton karyawan-karyawan Djarum setelah bekerja seharian melinting rokok.
Melihat antusiasme karyawan dan kecintaannya terhadap badminton, Robert Budi Hartono kemudian menyuruh pegawainya menempati salah satu barak supaya dapat dijadikan sebagai tempat berlatih olahraga ini. Biasanya, barak akan dibersihkan dari sampah cengkih dan tembakau dahulu sebelum dipakai untuk bermain di sore hari.
Dari komunitas kecil ini, lahirlah atlet muda berbakat Liem Swie King yang berhasil meraih prestasi hingga puncak nasional pada tahun 1972. Atas pencapaian King, keinginan Robert untuk mengembangkan perkumpulan ini semakin kuat. Komunitas yang berawal dari hobi ini akhirnya berubah menjadi perkumpulan atlet badminton nasional dengan nama PB Djarum.
Pada tahun 1982, sarana badminton terbuka akhirnya dibuka di daerah Kaliputu, Kudus. Banyaknya atlet yang perlu tempat berlatih dengan fasilitas yang mumpuni membuat PB Djarum membangun GOR (Gelanggang Olahraga) bertaraf internasional di Jalan Jati, Kudus pada tahun 2004 dan diresmikan pada tahun 2006.
Peran PB Djarum untuk kemajuan dunia bulu tangkis Indonesia memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain Liem Swie King, perkumpulan ini juga telah melahirkan atlet-atlet berprestasi dalam kancah nasional dan internasional lainnya, seperti Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Christian Hadinata, Ivana Lie, dan Hariyanto Arbi.
Demikian ulasan mengenai profil perusahaan dan produk dari PT Djarum. Semoga saja informasi di atas dapat menjawab segala rasa pertanyaan Anda mengenai perusahaan yang didirikan bertepatan dengan Hari Kartini ini.